bila masanya kau dapat melihatku dengan setulus cinta


Masih ada rentang waktu kala gelap terus merayap diantara detak jarum jam. Tertatih sunyi yang mulai merangkak perlahan pasrah dalam beribu diam. Hanya celoteh nyamuk menyanyikan lagu kemenangan.. Gelap memang tak lagi menyimpan rahasia, tak lagi menjaga. aku mengikuti suara kekalahan yang sumbang dengan telinga tuli karena nyanyian mimpi. aku membentang lagi kenangan saat bunga-bunga memekarkan sepi, embun-embun mengekalkan pagi namun tak ada. terasa kegelapan menyelimuti dan kabut tipis menggelembu dingin, menghampa menasbihkan menjadi suratan yang abadi.

Jejak langkah ini terasa berat tanpamu dan terasa terjal nan jauh, sesekali aku ingin bercerita dalam hujan yang kini terus berjalan, menceritakan indahnya hidup kita, seperti layaknya pelangi yang selalu hadir setelah hujan, selalu memberi warna setelah mendung hilang dimana terpancar dari biasan cahaya mentari. dan aku ingin kau menjadinya dalam hidup ini..

hujan inipun memberikan kehangatan, sama seperti yang telah kau berikan. gemercik air yang membasuh tubuh seakan membuat jiwa terasa tenang, mungkin inikah sajak yang selalu kuimpikan.?
namun hujan ini memang seakan membuatku menunggu, membuatku terus termenung dalam kesunyian, hingga pada akhirnya akan ada keindahan pada taburan cahaya yang berkilauan setelahnya.

kala pada jalan yang tak dapat terjamah, aku mulai menggulung letih tak berubah, menyelami segala resah dan membuang setiap kerinduan yang membuat kalah.
Disetiap arah yang kujejaki seakan menjadi pertanda seberapa jauh kehidupan ini, setetes demi setetes air telah aku tumpahkan kedalam rongga terjal ini, hinggap dan terhapuskan dalam sekejap.

Aku menyadari langkah panjang ini hanya sebuah perjanjian diri bukan kerelaan hati. aku tak tau harus apa, aku tak tau harus bagaimana. kini yang ku lakukan hanya terdiam. tersiksa oleh bayangan, terpenjara dalam pandangan, terkubur dalam penantian. aku tercekat dalam naungan asamu,.. menyakitkan. teramat sungguh menyakitkan. meski aku tau kau tak merasakan namun aku tak ingin semua hanya jadi lembaran. ku percaya penantian panjangku takkan sia-sia. mungkin sekarang hatimu belum tergugah... mungkin esok, lusa, atau kapan waktu itu datang.
aku masih tetap bersabar, sanggup ku bertahan dalam kerinduan. 

Betapa aku selalu memikirkanmu dalam tiap detikku dalam tiap hela nafasku, betapa aku tak bisa melupakanmu. walau air mata seolah lelah berkisah tentang rasaku yang tak jua kau jamah, tapi aku tetap setia. dengan satu rasa yang ku jaga, dengan satu harapan yang indah. 
bila masanya kau dapat melihatku dengan setulus cinta... segenap jiwaku bahagia menyambut segala rasa.



1 comments:

 

Pengikut