Saat Sepi Terpaut 4 Dimensi


Rintik Hujan yang begitu lesu menghampiri setiap benda yang dijumpainya, menimbulkan sebuah bunyi yang begitu riuh namun tak sedikitpun menarik untuk didengar, yang kini membuatku menutup dalam-dalam tirai dan seluruh pintu. dan aku mulai terdiam menghampiri sunyi yang mungkin telah berjodoh dengan gelap, menjamur dan bertali erat bagai akar.

Rindu mulai memancing batinku untuk memandang jauh melihat dirimu tanpa kenyataan..
membayangkan sejuta harapan yang mungkin tak bisa untuk diterjemahkan. memang sedikit rasa berlebihan, namun itulah hal-hal yang setiap waktunya kulakukan..

Konon, kerinduan itu membawa sejuta keinginan yang akan terus membuat keputusan untuk menggapainya, memanfaatkan setiap ketukan waktu, dan menjejaki setiap alur rotasi bumi yang terus berputar....
Sejatinya aku adalah satu dari sejuta rindu yang akan terus berjuang, mencari setiap puing-puing waktu, dan terus berjalan mencari jejak langkah kakimu, menandainya dan berharap tak akan terhapus oleh hujan yang terus meronta..

Andai kau tau, kaulah rindu yang ku perjuangkan,,,
menolak semua pantangan, dan muali memahami seluruh tingkah laku dan langkah kakimu, mendeskripsikan setiap arti pelukan hangatmu,,,
memang ada banyak yang lebih baik dari itu. namun, kaulah cerita yang tak mungkin menjadi api, yang terus membakar sunyi tapi juga hanya meninggalkan abu...  

Entah, sudah berapa tetes air mata yang akhirnnya ku Usap untukmu....
Sudah berapa senyum yang hilang dan akhirnya aku munculkan kembali..
kamu mungkin belum menyadari apa yang telah aku lakukan. dan semoga juga kau tak mau tau tentang hal itu...

Disisi Lain hati ini berkata lembut, mengalun sebuah kata kebencian yang terus terucap,, "aku benci merindukanmu"...
dan aku terasa lebih benci ketika aku sadar, kini aku bukanlah siapa-siapa kamu...

Aku mencoba untuk menahan rasa sepi di hati yang terasa mati ini. membiarkan semua rindu terpaut 4 dimensi... dimensi yang bebas akan semua hal, dimensi yang tak akan merubah keadaan rindu itu lagi....
dan mungkin tak akan ada embun lagi yang mampu membasahi dedaunan itu, membiarkan semua hidup sendiri tanpa sebuah basuhan hangat dari telapak tanganmu...

Memang, membiarkan sesuatu berjalan seperti biasanya, adalah hal yang cukup sederhana. Namun akan menjadi terasa cukup kompleks, ketika aku harus membiarkan sesuatu berjalan dengan sendirinya, membiarkan semua menggapai angan tanpa tujuan yang pasti.. 

mungkin aku memang harus berpijak, terus berada pada awal perjalanan kembali. dan mulai membenahi tebing yang sudah ku bangun... dan berharap sepi itu telah usang...



0 comments:

Posting Komentar

 

Pengikut