Penantian yang Tak Perlu



Ada apa dengan kabut sore, ketika hujan dan rintik gemercik membuat tangga nada menghempas genting atap suasana. suara hujan yang memilukan saat kau harus sendiri menikmati kepedihan, tak ada kehangatan, tak ada kenyamanan, bahkan kegelisahan terus menyelimuti hingga tubuhmu tak kuat menahan dingin yang terus mencumbu....

Lebat gelap awan senja kali ini, tak ada langit yang bening disekitar pelupuk mata, gelap di ujung utara, tenggara, hingga zona barat daya... tak elok memang untuk di pandang, walau sekilas mengisahkan keindahan kisah cerita yang dulu pernah terjadi.. namun, semestinya raut wajah ini tak harus meratapi, biarlah dingin ini tertutupi dengan secangkir kopi. biarlah dingin ini terus mencumbu habis seluruh tubuh ini, asal kau mau hadir untuk menyapa langit bening itu kembali..

Ada apa dengan kau sekarang ini, maaf jika aku merindukanmu...
Setidaknya aku memang tak punya daya untuk menanyakan tentang hal itu. tapi, siapa yang mampu untuk menutupi kegundahan rindu itu untuk tetap bertumpu, setiap saat aku selalu bercengkrama menikmati senja, sambil terus berharap ada bayangan keindahan yang membelai tubuhku sesaat. menemaniku, membuat mendung itu tak usah lagi hadir, bercengkrama bersama hingga menit merasa cemburu akan suara manjamu..

Ahh, memang aku hanya bisa memaksa angan-angan itu terus tumbuh, tak ada kata yang bisa kulakukan untuk mengabulkan angan-angan itu,. beribu-ribu lagu yang telah aku putar pun tak memberi solusi untuk menyemangatiku menanyakan keadaanmu.. bahkan secangkir kopi inipun semakin membuatku menyongsong jauh membayangkan penantian yang tak perlu itu.

Sekarang hanya diam, hening hujan tak bersuara kali ini, hanya celoteh burung yang bergembira bersahut-sahutan meneriaki suasana sore hari. tersisa tempias sisa hujan di kaca jendela. matahari mulai meredup kuyu, langit hitam mulai memalam. dan senja berjalan santai meninggalkan sore,..

Hal yang tak bisa kunikmati lagi senja sore ini. tapi, setidaknya pada detik waktu yang bisu, angan yang abadi saling menghangatkan. dan aku percaya, semestinya memang penantian itu tak perlu. namun, kelak akan ada jawaban bagi do'a do'a itu, seperti camar yang bahagia pulang kala senja memanggil.


0 comments:

Posting Komentar

 

Pengikut