Sepotong Kue yang Masih Kau Simpan


 
Ada kalanya setiap detik selalu ku rasakan dalam keheningan yang menyelimuti bersama gigilnya angin malam.. waktu yang penah jauh, kini membujuk kembali untuk kembali datang dengan rasa yang berbeda..
Aku mengingat kenangan ketika kau menginjak umur tepat 18 tahun, ketika itu kau memberikan sepotong kue yang sengaja kau berikan hanya untuk menumpakan pada mukaku saja.. memang keisenganmu sebagian hal yang sangat aku kenang. dan sampai sekarang aku masih mengingat akan hal itu.

Aku meradang saat kita berpisah. umurku sekarang sudah 23 dan mungkin kamu juga sama, tentu yang aku bayangkan bukan wajah tembammu seperti dulu waktu kita masih memakai putih abu abu, aku hanya membayangkan apakah kau masih saja suka  iseng dan berlagak sok baik seperti dulu,, ahh, mungkin sekarang sudah berbeda. mungkin sekarang kau jauh lebih anggun dan lebih dewasa, seperti wanita kebanyakan..

Lima tahun yang lalu aku membuat kata yang sengaja aku simpan sampai saat ini, dan kemarin aku menemukannya di balik buku yang telah aku susun di rak mejaku.. kata-kata itu yang kini mengingatkan aku pada sepotong kue yang dulu pernah kau tumpahkan,, hahhh.. aku membayangkan potongan kue itu saja sudah seperti aku membayangkan wajahmu yang lebam penuh dengan kue, lengkap dengan muka tembammu, dan juga tak lupa lesung pipitmu yang memaniskan suasana..

Sekarang aku mencoba mencari jejakmu, aku mencari tempat dan arah lingkup hidupmu, media sosial yang kini menjadi panduan jalan, sudah aku jejaki, namun aku tak menemukan jejak wajahmu. mungkin saja wajahmu sudah berbeda hingga aku tak mengenalimu lagi, banyak namamu yang muncul lengkap dengan nama lengkapnya juga, namun berkali-kali juga aku tak pernah tau dengan raut wajahmu,, ahh. mungkin aku hanya orang yang tak pandai membaca raut wajah, atau aku benar-benar lupa akan hal itu, semoga saja tidak..

Dalam koridor waktu, aku sempat merenung dalam, meningkahi jalan-jalan pagi di sekitar kota ini, aku membawa secarik kata dan selembar kertas berlukiskan wajahmu. iya, barangkali aku bisa menemukanmu pagi ini... aku ingin melihat wajahmu yang mungkin sudah berubah tak seperti yang dulu lagi.. dan aku ingin melihat senyummu yang bercampur dengan lesung pipitmu yang indah itu kembali..

Kali ini aku menemukan lagi selembar surat yang katamu dulu ini akan mempertemukan kita lagi saat kita akan berpisah lama.. namun, aku terlalu berfikir buruk akan hal itu, aku terlalu terburu-buru untuk membuang surat itu, hingga aku lupa untuk mencari alamatmu kembali.. kini semua abay tak pernah tau kapan jarak akan bertemu kembali...

Kembali aku mendongak memandang wajah awan yang sudah memutih, tak ada warna biru. namun, seketika bayangan kue yang tertera hitam itu menyeruah terpotong oleh tangan anggunmu. kau memotongnya lalu kau hadiahkan kue itu ke salah satu orang yang berada di dekatmu, namun entah itu siapa. bahkan wahjahnya aku tak mengenalnya.. sekarang aku tak tau harus menemuimu dimana lagi. langkah ini enggan berjalan untuk bisa menemui mu kembali. sampai akhirnya aku memaksa rindu itu untuk berpulang.
dan semoga kau menikmati sepotong kue yang telah aku sampaikan..



0 comments:

Posting Komentar

 

Pengikut