Setelah Jauh Waktu Berjalan


Terkadang dalam alam sadarku aku inginkan lukis wajahmu yang anggun, berpadu dengan lembut birunya embun saat kelopak matamu mulai terbangun... mungkin saat itulah mengingatmu adalah sebuah keajaiban.

Kemarin aku menemukan shal merahmu terhimpit diantara tumpukan baju yang lama aku simpan, kentera wangi khas yang dulu pernah kau pakai masih tempias mengharumkan, hingga membuat seisi tubuhku merinding mengingatkan akan cerita kelam. Ada hal yang aku sesali sampai sekarang, namun itu hanya sebuah keinginan batin belaka yang hanya membisingkan pikiranku untuk kembali mengingat kejadian yang tak pernah aku inginkan.

Mestinya, aku bisa berpaling sejenak untuk tak mengingatmu sekarang. Tapi, untuk memejamkan mataku saja aku tak lagi mampu kulakukan. Barangkali aku sudah tak mau lagi menengokmu ataupun melihatmu meneteskan bulir air mata itu kembali. Itu hal yang sangat membuatku mengiris batinku sendiri..

Terlalu sulit bagiku membuat keputusan untuk segera mengukuhkanmu dalam sebuah keabadian. Seandainya mungkin kau tak hadir seketika saja dalam hidupku, mungkin kau tak akan sesakit ini. merasakan batin yang teriris hingga bulir matamu tak mungkin kau tahan lagi..

Memang aku tak pandai memainkan peran untuk mengelabui tentang rasa. Namun, setidaknya aku cukup tahu apa yang kau inginkan selama ini. Selama ini aku selalu tak bergeming akan tingkahmu, aku mencoba menipu rasamu dengan jarak yang terus menjauh. Yang terkadang juga membuatku merasakan perih kerinduan akan suara manjamu.

Enam bulan yang lalu, sejak kehadiranmu. Hidup ini terasa berwarna, entah kenapa ada sebuah keindahan yang tak pernah kunikmati sebelumnya. Seakan rasa yang kau bawa itu bisa menyeset hingga dinding jiwa, hingga batinku tak bisa mengelak menolak keanggunanmu.

Mungkin aku bisa mengelak melalui raut muka dan kata-kataku, namun andai kau bisa memandang tajam mata dan batinku, aku bisa berteriak kencang memanggil namamu, aku tak tahu harus sampai kapan menipu batinku menggenggam rasamu. Terkadang ada nyanyian yang turut hadir dalam tidurku dengan suara khas merdumu. Tapi, lagi-lagi aku mengelak menceritakan itu padamu,.

Maaf, jika aku tak memberimu alasan yang jelas kenapa aku lakukan hal itu. Setidaknya hingga aku nantinya bisa menemukan sesuatu yang meyakinkanku tentang adanya cinta yang nyata akan keinginanmu. Sampai kau tahu waktu yang kini kau tunggu semuanya akan terbalas.



0 comments:

Posting Komentar

 

Pengikut