Di Langit Itu



Di langit itu, purnama selalu menggegaskan kita berbicang tentang bulatnya yang penuh, utuh. Mengajari kita yang selalu saja diliputi ragu, terburu, atau mendebu. dalam keheningan yang tak pernah menjadikan kita segenap khusyuk. Purnama itu bernyala, mengingatkanku akanmu, yang menyederhanakanku pada puisi yang selalu kau tagih, mendiksikanmu lirih.

Di langit itu, mentari selalu menceriakan kita dalam keanggunannya yang menjarumi fajar, berbinar. Menasihati kita untuk selalu mengazamkan keyakinan akan mimpi-mimpi yang mencipta dunia pada sketsa yang kita rencana. Membangun peradaban dengan cinta. Mentari itu bersinar mengingatkanku akanmu. Yang menawanku pada sajak yang selalu kau harap, mendiksikanmu senyap.

Di langit itu, hujan selalu mengajak kita menafakuri kejatuhannya yang menari-nari bebas, ikhlas. Memahamkan kita akan keterikatan takdir yang menyabar waktu; seperti hujan yang mengisi pelangi; menikmati sepenuh syukur, mengikhtiar segenap keringat, merapati seyakin do’a. Hujan itu, berdema mengingatkanku akanmu; yang mengejawantahkanku pada prosa yang selalu kau minta, mendiksikanmu manja.

Di langit itu, langit hatiku, yang akan selalu terukir namamu; aku akan tetap merindukanmu dalam setiap sujud malamku; aku tetap mencinta, dalam segenap do’a do’a; aku tetap menanti, hingga Tuhan merestumu kembali; disini.

By : Foezi Citra Cuaca Elmart


0 comments:

Posting Komentar

 

Pengikut