Angan Darimu

Malam, telah datang, aku menyaksikan gelapnya hujan jatuh dipunggungmu, lalu sekumpulan tangan tengadah, dan seseorang menggenggam payung. Aku berdiri menyapa hujan, membasuh tanganku yang mulai berkeriput menggigil. Gemercik kehidupan yang semakin asam membuat angan terpesona merasakan, batin ku terkikis terus menerus seakan tak mempunyai nyali lagi untuk menemui rasa yang cukup lama pergi..

Malam semakin malam, geriak gerimis semakin merdu. Dadaku berdesir menahan pilu, tumpahan bulir hujan juga melenyapkan segala mimpi-mimpi yang mulai aku susun... secara perlahan hujan tak mau berhenti, aku menghembuskan nafas, kembali aku mendesis akan lompatan bayangan jiwamu yang tak pernah luput pergi.. enyahlah semua itu..

Hati memang tak pandai untuk berbohong, meski aku mulai memaksa berkali-kali. Kalaupun bisa itu hanya akan terjadi sesaat, lalu kembali lagi menggerumuti setiap jengkalnya... memang Kau tetaplah orang yang aku tunggu. Meskipun basah tak lagi mendekatimu,. Aku rasa kenikmatan cinta yang aku mau, bukan lagi sebuah angan-angan belaka yang selama ini aku cumbu..

Terbitlah kau pelangi, walau ini malam... aku selalu ingin merasakan kehidupan yang berwarna,.. saat itu lekaslah pergi, menjauhlah sesaat. Aku akan menutup mataku, menyelami hidup dan mencumbu biasnya angin malam..

Sekarang, bolehkah aku menyayangimu sehari lebih lama dari biasanya,? menikmati rasa itu bedua, saling mencumbu hangat. Melakukan kemesraan dibawah atap langit gelap, lalu mulai melupakan masa lalu. Setelah itu aku akan mulai melupakan jatuh cinta, dan seketika aku telah lupa cara menjatuhkan airmata.. Kebahagiaan mungkin bisa dimulai dari sana.


0 comments:

Posting Komentar

 

Pengikut